pict : sudut jalan malioboro yogya
Beberapa waktu yang
lalu, temenku sempat menyelutuk,
“Lama-lama Jogja bakal jadi kota laundry nih”.
“Kenapa?”, tanyaku“Liat aja semakin banyak laundry yang bermunculan.”, jawab dia.
“Lama-lama Jogja bakal jadi kota laundry nih”.
“Kenapa?”, tanyaku“Liat aja semakin banyak laundry yang bermunculan.”, jawab dia.
Bener juga piker saya. Semakin hari, layanan laundry semakin
menjamur. Bahkan tiap 5 meter sekali bisa ada laundry sendiri. Dan menurut saya
ini tidak salah. Dengan disandangnya Jogja sebagai kota pelajar, tiap tahun
pasti ada penambahan mahasiswa baru di kota ini. Dan saya sangat yakin dari kesemua
mahasiswa tersebut, 68% dari mahasiswa itu pemalas, termasuk untuk urusan cuci
mencuci. Bahkan saya juga termasuk didalamnya.
Jadi wajar-wajar aja, klo bisnis ini semakin booming. Karena urusan cuci mencuci juga bersinggungan dengan 3 kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Pokoknya selama ada mahasiswa di Jogja, selama Jogja masih menyandang predikat kota pelajar, selama 68% mahasisa masih malas untuk mencuci pakaiannya sendiri, selama itu pula bisnis laundry ini akan makmur. Siap-siap aja menjadikan gelar baru kota Jogja menjadi Jogja kota Laundry.
Jadi wajar-wajar aja, klo bisnis ini semakin booming. Karena urusan cuci mencuci juga bersinggungan dengan 3 kebutuhan pokok manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Pokoknya selama ada mahasiswa di Jogja, selama Jogja masih menyandang predikat kota pelajar, selama 68% mahasisa masih malas untuk mencuci pakaiannya sendiri, selama itu pula bisnis laundry ini akan makmur. Siap-siap aja menjadikan gelar baru kota Jogja menjadi Jogja kota Laundry.
“Sumber : Rahayu
/ mahasiswi Jogja”
0 komentar:
Posting Komentar